Monday 31 August 2015

Contoh Proposal

Tags

BUDIDAYA IKAN HIAS
(Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran kewirausahaan)


Disusun oleh :
Dapit Agustian
XI TKJ C




PEMERINTAHAN KABUPATEN PANGANDARAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 PADAHERANG
Jl. Raya Padaherang Km. 1 Telp (0265) 655621 Desa Karangsari Kec. Padaherang


KATA PENGANTAR


          Puji syukur Alhamdulillah kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat,taufik,hidayah dan inayah-Nya,sehingga kami dapat menyelsaikan penyusunan makalah yang bertema “USAHA BUDIDAYA IKAN HIAS” untuk memenuhi tugas mata pelajaran kewirausahaan.
          Kami menyadari sepenuhnya, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik dan akhirnya kami harapkan pula,agar makalah ini dapat berguna nantinya.




Padaherang,21 april 2015

           Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………….. 1
KATA PENGANTAR ………………. 2
DAFTAR ISI ……………… 3
BAB I : PELAKSANAAN PEMBUDIDAYAAN
1.1 Pemijahan induk
1.2 Penetasan telur
1.3 Pemeliharaan larva dan bening
1.4 Pemanenan
BAB II : ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA IKAN ARWANA
2.1 Biaya operasional dari siklus pembenihan
2.2 Keuntugan yang di dapat dari satu siklus pembenihan
BAB III : PENUTUP/KESIMPULAN




BAB I
PELAKSANAAN PEMBUDIDAYAAN

1.1         Pemijahan induk
Masukan sekitar 6 ikan arwana dalam kolam semen berukuran 5x5 meter dengan kedalaman 50 cm. Pasanglah jaring plastik mengelilingi kolam setidaknya setinggi 75 cm dari permukaan air untuk mencegah ikan melompat keluar.
Masukan beberapa akar kayu bakau untuk menciptakan kondisi alami di sudut kolam sebagai daerah memijah. Material batu dan pasir sebaiknya tidak digunakan karena akan menyebabkan luka pada ikan. Daerah memijah sebaiknya terlindungi dari cahaya langsung dan pastikan daerah tersebut bukan daerah yang ramai, berisik, atau tempat lalu lalang orang. Indukan dipelihara di kolam ini sampai ikan mencapai kematangan atau siap kawin dan memijah.
1.2         Penetasan telur

Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium berukuran 45×45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.

Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.

Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat berenang bebas
1.3           Pemeliharaan larva dan bening
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

1.4         Pemanenan
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk menghindari ikan memberontak dan terluka.

Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.











BAB II
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA IKAN ARWANA

2.1 Biaya operasional dari siklus pembenihan
No
Uraian
Volume
Harga Satuan
(Rp)
Total
(RP)
1.
Benih ikan arwana 
20
50.000
1.000.000
2.
Peralatan dan Perlengkapan
1 set
1.000.000
1.000.000
3
Pakan
100 kg
5.000
500.000
3.
Upah pekerja
2 orang
1.000.000
2.000.000
Jumlah
4.500.000

2.2 Keuntungan yang di dapat dari satu siklus pembenihan
          SR                        = 90 %
Harga jual            = 500.000/ ekor
Pendapatan          = (20  x  90%) x 500.000
                             = 9.000.000

keuntungan          = Pendapatan - Biaya total operasional
= Rp. 9.000.000,- - Rp. 4.500.000,-
= Rp. 5.000.000,-



BAB III
PENUTUP/KESIMPULAN

Budi daya ikan arwana adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Meskipun dalam perawatan/ pemeliharaan cukup sulit namun hal tersebut bukan menjadi kendala atau hambatan dalam melakukan usaha budidaya ikan arwana.
Karena termasuk jenis ikan eksotik yang disukai oleh banyak orang, harga jual ikan Arwana terbilang cukup tinggi. harganya sangat bervariasi tergantung jenis ikan Arwana itu sendiri dan juga keunikan yang dimiliki oleh ikan tersebut. Oleh sebab itu, budidaya ikan Arwana bisa menjadi sebuah lahan bisnis yang menjanjikan, mengingat nilai jual ikan Arwana juga termasuk stabil. Memelihara ikan Arwana tidaklah sulit, demikian juga dengan cara beternak ikan ini, asalkan kita mengerti tekniknya..








DAFTAR PUSTAKA


http://h0bi-ku.blogspot.com/2013/08/cara-budidaya-dan-beternak-ikan-arwana.html     

Seandainya Aku Menjadi Pemuda Di Masa Penjajahan Jepang

Tags
 “Seandainya Aku Menjadi Pemuda Di Masa Penjajahan Jepang”

Pernahkah kamu menginginkannya untuk menjadi pemuda di masa penjajahan jepang? Jikalau jawabannya Ya, lalu apa yang akan kalian lakukan ketika itu.? Pastinya kalian ingin membantu rakyat Indonesia untuk bisa terhindar dari para Penjajah. Sekolompok pemuda memang sangat di butuhkan pada waktu itu, seperti halnya soekarno yang pada waktu itu menjadi seorang pemuda. Bahkan bukan hanya menjadi seorang pemuda saja selain menjadi pemuda beliau pun telah menjadi pemimpin pemuda pada waktu Indonesia di jajah oleh Jepang.
            Kelompok pemuda ini memegang peranan penting bagi Indonesia, apalagi kalau kita melihatnya dalam jumlah yang cukup banyak. Kalau menurut jepang, pemuda pada waktu itu dinilai yang sangat dibutuhkan sekali oleh Jepang, bahkan jepang menilai para pemuda apalagi yang tinggal di pedesaan, belum terpengaruh oleh pikiran orang barat. Mereka secara fisik cukup kuat, semangat, dan pemberani. Sehingga di butuhkan sekali pemuda yang berasal dari pedesaan tersebut, oleh karena itu perlu dikerahkan untuk membantu memperkuat posisi Jepang dalam menghadapi peperangan melawan Negara-negara yang cukup besar. Maka pemuda dijadikan sasaran utama bagi propaganda Jepang.
            Dengan adanya semboyan Jepang, Indonesia sama saja, jepang saudara tua Indonesia dan itu menjadi ketertarikannya oleh kalangan pemuda. Pernyataan tersebut tentang persamaan, dinilai sebagai suatu perubahan baru dari keadaan di masa Belanda yang begitu diskriminatif.  Jepang juga telah melatih pemuda  untuk menjadi pemuda yang di siplin, dan harus memiliki semangat juang yang sangat tinggi, bahkan menjadi kesatria yang tinggi. Sesuai dengan sifat pemuda yang memiliki semangat juang yang tinggi, maka yang ditekankan kepada pemuda adalah semangat dan berjiwa kesatria. Selain itu juga dikembangkan jiwa disiplin dan menghilangkan rasa rendah diri. Salah satu cara untuk menerapkan nilai-nilai tersebut kepada para pemuda adalah dengan mendidiknya atau juga dengan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan khusus. Pendidikan umum seperti halnya dengan mengadakannya sekolah dasar dan sekolah menengah. Untuk dapat membantu jepang dalam peperangan.
Maka dari itu kita sebagai pemuda Indonesia, janganlah patah semangat dan gapailah cita-cita. Selain menggapai cita-cita, kitapun harus mencotoh para pemuda di masa Soekarno, mereka tidak pernah patah semangat, selalu disiplin, dan berjiwa kesatria, hilangkan lah rasa rendah diri untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya. Sebagai para pemuda pada masa penjajahan Jepang, kita hanya memiliki cita-cita yang luhur yakni. Indonesia merdeka dengan Indonesia merdeka kita terbebas dari penjajahan Jepang. Kita akan menjadi Negara yang merdeka. 

Peran Dan Perjuangan Soekarno Di Masa Penjajahan Jepang

Tags
“Peran Dan Perjuangan Soekarno Di Masa Penjajahan Jepang”

Kamu tentu tahu kan dengan sosok  Soekarno?  Ya itu lah sosok seorang yang bisa  juga di sebut dengan pahlawan di Indonesia. Bayangkan saja beliau walaupun sedang sakit tapi semangatnya tidak pernah padam, demi memerdekakan Indonesia. Perang demi perang telah diluncurkan oleh Jepang ke Indonesia,  Indonesia pun ketika itu di pimpin oleh Soekarno hampir tidak kewalahan melawan Jepang. Sejumlah tokoh nasionalis Indonesia banyak yang menggunakan kesempatan pendudukan jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.  Banyak di antara mereka yang menduduki jabatan-jabatan dalam lembaga yang di bentuk jepang.
Misalnya, Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan tokoh-tokoh lainnya yang menduduki pimpinan Pusat  Tenaga Rakyat (Putera). Mereka dikenal dengan sebutan “empat serangkai”. Putera merupakan sebuah organisasi yang di bentuk oleh Jepang  pada bulan Maret 1943, yang tujuannya untuk menggerakan rakyat Indonesia untuk mendukung peperangan jepang menghadapi sekutu. Melalui organisasi ini  para pemimpin Indonesia dapat berhubungan langsung dengan rakyat, baik melalui rapat-rapat maupun media massa milik jepang.
Tokoh-tokoh putera ini memanfaat organisasi tersebut untuk menggembleng mental dan membangkitkan semangat nasionalisme, menumbuhkan rasa percaya diri, serta harga diri sebagai bangsa. Pada saat penggemblengan itulah Ir. Soekarno selalu menyisipkan penanaman jiwa  dan semangat nasionalisme, pentingnya persatuan dan kesatuan serta keberanian berjuang dengan risiko apapun untuk menuju Indonesia merdeka. Indonesia memanfaatkan organisasi ini untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan, maka jelas bahwa rakyat Indonesia tidak bodoh untuk dibohongi oleh jepang.
Nah, itulah sosok para pemimpin di Indonesia pada waktu Indonesia di jajah oleh Jepang, dan salah satunya adalah  Soekarno,  setelah melewati sebuah peperangan yang pada waktu itu melawan Jepang, dan akhirnya berkat Ir. Soekarno yang selalu memberikan motivasi kepada rakyatnya, Indonesia pun telah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Dan rakyat pun sangat antusias, semua bergembira. Dan yang paling menyedihkan pada saat Ir. Soekarno sedang jatuh sakit terus waktu itu sebuah proklamasi akan dibacakannya oleh beliau, pada tanggal 17 Agustus 1945  beliau pun membacakan naskah proklamasi tersebut walaupum sedang sakit. Dan setelah di bacakannya naskah tersebut akhirnya Indonesia merdeka pada waktu itu juga.
Tugas kita sekarang, ingatkanlah sosok Ir. Soekarno pada waktu dulu yang pernah mengorbankan nyawa demi Indonesia, sehingga Indonesia terbebas dari penjajah. Dan patut kita contoh semangatnya yang tak pernah padam untuk membela yang benar, dan kita harus  mencontohnya, kita pun harus memanfaatkan Negara kita dengan sebaik mungkin, karena untuk memerdekakan Negara itu tidak lah mudah butuh pengorbanan untuk terbebas dari penjajah.

Saudara Tua Antara Kawan Dan Lawan

Tags
“Saudara Tua Antara Kawan Dan Lawan”

           
Pernahkah kamu mendengar tentang “Saudara Tua” ? ya, itu salah satu rakyat jepang yang di sebut dengan sebutan Saudara Tua oleh rakyat Indonesia. Lalu mengapa jepang di sebut dengan Saudara Tua Indonesia? Pada awalnya jepang dipandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda.  Dukungan rakyat Indonesia itu Nampak karena perilaku jepang yang sangat membenci Belanda. Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangan jepang ke Indonesia tidak lain hanyalah untuk membebaskan rakyat Indonesia dari cengkraman penjajahan bangsa barat. Jepang juga berkeinginan untuk memajukan dan menyatukan seluruh rakyat Asia, untuk lebih meyakinkan orang-orang Indonesia jepang kembali menegaskan bahwa Jepang tidak lain hanyalah saudara tua mereka, jadi Jepang dan Indonesia itu sama.
            Lalu apa maksud dari Saudara Tua Antara Kawan Dan Lawan? Berbicara tentang saudara tua biasanya saudara tua itu bukan lah lawan tapi saudara yang harus kita hormati, tetapi Saudara Tua yang di maksud rakyat Jepang ini, hanya lah sebuah tipuan untuk bisa menghasut rakyat Indonesia karena jepang menginginkan wilayah Indonesia untuk di kuasai seluruh SDA(Sumber Daya Alam) karena itu yang dapat memenuhi untuk mencukupi rakyat jepang selama peperangan masih berjalan.  
            Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan Sumber Daya Alamnya. Potensi kekayaan alam yang di miliki tiada bandingnya dengan Negara lain. Kekayaan alamnya itu mulai dari laut, darat, dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi tidak terhitung jumlahnya. Keramahan, senyuman khasnya saat bertemu orang luar, sikap pedulinya dengan orang-orang sekitar, sepertinya tidak akan ditemukan di Negara lain.  Melihat kekayaan alam di Indonesia  seperti melihat separuh dunia berada didalamnya.  Betapa tidak? Karena bejuta-juta pantai di Indonesia dapat di temui, bahkan disuguhkan dengan sebuah Taman Bawah Laut bunaken yang hampir tidak ditemukan  di Negara lain yang seindah Indonesia ini.
            Maka sebab itu jepang ingin menguasai Indonesia. Tapi bukan hanya Indonesia saja yang ingin di kuasai oleh jepang, bahkan seluruh dunia pun ingin di kuasainya. Karena jepang percaya bahwa ia adalah keturunan Dewa yang sebagai pemimpin dunia. Itulah maksud jepang ingin menguasai Dunia. 

Friday 28 August 2015

Klasifikasi Keamanan Informasi, Melindungi Informasi Rahasia Perusahaankah?

Tags
Klasifikasi Keamanan Informasi, Melindungi Informasi Rahasia Perusahaankah?

Informasi digital saat ini mendominasi perputaran/sirkulasi informasi di berbagai institusi, baik dipemerintahan, swasta, universitas, organisasi sosial, hankam, lembaga perekonomian, organisasi politik, dan banyak lagi.
Naskah: IGN Mantra
Dosen Keamanan informasi, Peneliti Cyber War dan Cyber Scurity Inspection @lab, ABFII Perbanas Jakarta, Certified EC-Council Instructor dan Ketua Indonesia Academic Computer Security Incident Response Team, Korespondensi e-mail:mantra@acad-csirt.or.id

H
ampir bisa dipastikan informasi merupakan ujung tombak bergeraknya perekonomian. “siapa yang memegang informasi, dialah yang akan memenangkan peperangan”, begitu pepatah mengatakan.
                Begitu juga di era internet saat ini. Hal yang sangat dicari para hackers/creckers dan intruder adalah informasi. Jantung informasi ada dalam database. Karena itu, komputer/laptop sudah tidak bernilai lagi di mata para hackers/ckreckers. Baik hackers perorangan maupun tim akan berusaha menjebol pertahanan keamanan informasi di server. Mereka akan berlomba-lomba memperoleh informasi penting, sensitif, dan bahkan rahasia sekalipun.
                Penulis kali ini akan mengulas tentang klasifikasi informasi di dalam perusahaan. Akan dipaparkan informasi secara umum, informasi penting dan rahasia, serta bagaimana melakukan klsifikasi informasi tersebut. Dipaparkan pula bagaimana melindungi informasi, termasuk peran pemerintah dalam melindungi informasi penting negara.
                Tujuan klasifikasi informasi adalah membuat pemeringkatan terhadap kadar sensitivitas informasi tersebut. Klasifikasi informasi akan memungkinkan adanya pengontrolan terhadap proteksi keamanan data dan informasi, sehingga informasi dapat diselamatkan dari tangan-tangan pemulung informasi.
Klasifikasi Keamanan Informasi
            Dalam konteks keamanan informasi, klasifikasi keamanan informasi dibuat berdasarkan level sensitivitas informasi tersebut. Selain itu, juga dilihat dampak bila informasi tersebut diungkap/dibuka oleh orang yang tidak memiliki otorisasi yang sah (unauthorized). Jika terungkap ke publik, informasi tersebut dapat dikategorikan telah mengalami kebocoran informasi.
                Ada beberapa pendekatan untuk melakukan klasifikasi keamanan informasi, tergantung dari negara dan institusi yang melakukannya. Klasifikasi informasi di militer dan industri keamanan sangat berbeda dengan industri keuangan dan perbankan termasuk institusi lainnya, seperti pendidikan dan kesehatan.
                Berikut adalah panduan (guideline) klasifikasi keamanan informasi menurut Wikipedia dan beberapa negara. Panduan ini didefinisikan menjadi beberapa bagian seperti:
Top secret. Informasi diproduksi oleh orang/tim khusus dan diklasifikasikan sebagai top scret. Sangat sedikit yang mengetahui informasi jenis ini. Hanya Presiden, Menteri Pertahanan dan Panglima TNI saja yang dapat mengaksesnya. Bahkan ada informasi yang hanya dapat dibuka bersama antara Presiden dan Menhannya. Salah satu personil saja tidak dapat membukanya. Penyimpanan informasi ini dalam bentuk “encrypted”, “hidden”, dan sangat rahasia. Klasifikasi ”top scret” hanya dimiliki oleh negara dan militer. Ini karena informasi jenis ini sangat berbeda isi dan cara penyimpanannya. Contoh PIN sumber daya nuklir, PIN rudal jelajah peta ranjau, gudang senjata, peta infantri, peta tank, peta kavaleri, dan banyak lagi.
Secret. Informasi diproduksi oleh orang/tim tertentu dan di klasifikasikan sebagai secret. Penyimpanan informasinya dalam bentuk “encrypted” dan tidak beredar. Klasifikasi “secret” bisa dilaksanakan dan dimiliki oleh semua institusi. Informasi ini beredar dikalangan pejabat pemerintah dan petinggi swasta saja. Karena sifatnya rahasia, akses ke informasi “secret” ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan terawasi. Sebagai contoh laporan keuangan perusahaan (cash-flow), aset perusahaan, rahasia dagang, rahasia produk, rahasia ekspansi, penemuan baru, dan banyak lagi.
Confidential. Informasi diproduksi oleh departemen tertentu yang membuat informasi tersebut. Penyimpanan informasinya dilakukan secara “encrypted” dan hanya beredar di area terbatas. Klasifikasi “confidential” terjadi di institusi pemerintah dan swasta. Sebagai contoh informasi departemen marketing tidak boleh dikonsumsi oleh departemen lain seperti SDM, begitu juga sebaliknya. Ini karena tidak ada informasi di marketing yang dapat di olah oleh orang-orang SDM.
Restricted. Informasi diproduksi oleh setiap departemen. Penyimpanan informasi dilakukan dalam bentuk “unencrypted”. Klasifikasi “restricted” ini dilakukan oleh institusi agar informasi tidak beredar secara luas. Informasi ini hanya boleh diakses oleh pihak internal perusahaan saja, atau satu departemen saja antara atasan dan bawahan atau antara manajer dan staf. Dengan demikian, pihak lain tidak perlu mengetahui informasi lain tersebut.
Unclassified. Informasi diproduksi oleh departemen publikasi dan untuk konsumsi umum. Penyimpana informasi dilakukan oleh departemen yang telah ditunjuk. Karena informasi ini “unclassified” atau tidak terklasifikasi, siapa saja boleh mengonsumsi informasi seperti ini. Contoh: laporan keuangan untuk publik, informasi di website, tabloid, majalah, spesifikasi teknis, panduan, petunjuk praktis, password default product merk-merk yang telah dibeli oleh masyarakat retail/corporate, brosur dan banyak lagi.
Mengapa informasi di klasifikasikan? Ada beberapa alasan penting dibalik klasifikasi tersebut seperti:
·         Melindungi informasi pribadi (personal). Siapapun dan dimanapun WNI mendapatkan perindungan dalam undang-undang ITE. Informasi perorangan ini misalnya informasi pribadi seperti catatan medis (medical record), data perbankan, data detail pegawai atau pelajar. Semua data ini dijaga dengan baik oleh pemilik sistem informasi tersebut. Database pribadi pejabat negara tidak boleh dipublikasikan tanpa izin.
·         Melindungi informasi dari akses yang tidak diperbolehkan (unaunthorized). Klasifikasi informasi membatasi akses oleh orang dan bagian sehingga tidak bisa diakses secara sebarang. Akses-akses kepada database diatur sedemikian rupa agar hanya boleh diakses oleh operator yang berkepentingan saja. Contoh customer service telephone, perbankan, dan rumah sakit hanya dapat mengakses informasi tersebut dengan persetujuan customer didepan layar mereka. Ini juga hanya sebatas informasi yang diperlukan saja, seperti entry saving tabungan, load database customer yang sedang komplain load data customer rumah sakit dan banyak lagi.
·         Melindungi hak karya cipta (intellectual property). Pada saat informasi sudah dihasilkan oleh institusi, informasi yang berkaitan dengan hasil karya cipta perorangan maupun institusi yang dijaga dengan baik. Ini karena karya cipta merupakan aset perusahaan. Sebelum mendapatka pengakuan sebagai hak karya cipta dari pemerintah, karya tersebut sebaiknya diselamatkan dan di awasi dengan baik agar tidak jatuh kepada kompetitor dan ujung-ujungnya adalah saling klaim terhadap karya cipta tersebut.
·         Melindungi informasi dari kebocoran dan penyebaran. Informasi dapat mengalami kebocoran atau perpindahan dari satu tempat ketempat yang lain tanpa disadari dan dikehendaki. Institusi manapun harus dapat melakukan klasifikasi informasi dengan baik karena informasi “secret” tidak boleh sebarang diletakkan sehingga dapat dicuri oleh orang lain maupun karyawan. Informasi memiliki nilai yang sangat tinggi sehingga dapat dibocorkan secara sengaja maupun tidak sengaja. Karena itu, haram meng-copy secara serampangan informasi-informasi penting kedalam flash disk pribadi yang dibawa kesana kemari. Probabilitas flash disk hilang dan lupa tertancap di komputer umum akan sangat membahayakan informasi yang ada di flash disk tersebut.
·         Memfasilitasi pertukaran informasi internal dan pelayanan yang terintegrasi pada saat informasi dikirim/diterima. Informasi yang telah diproduksi oleh setiap departemen seyogyanya dapat saling dipertukarkan antar departemen. Dengan kaidah-kaidah klasifikasi informasi, informasi tidak dapat dikirim/diterima begitu saja, dan harus melalui prosedur yang ketat. Klasifikasi informasi sangat membantu pengguna agar informasi tidak pindah kepada yang tidak berhak sehingga menghasilkan kebocoran informasi kepada pihak lain.
·         Melindungi informasi dalam bentuk dukungan pengamanan umum dan penegakan hukum. Klasifikasi informasi akan menempatkan informasi pada tempat yang sebenarnya sehingga diperlukan pengamanan akses kepada informasi tersebut. Bila terjadi pelanggaran terhadap penyalahgunaan klasifikasi informasi, seyogyanya dilakukan penegakan hukum untuk pelanggaran yang telah dilakukan. Pada klasifikasi informasi ”top secret”, tidak boleh sebarang orang mengetahui informasi tersebut. Contohnya seperti sudah disebut sebelumnya, antara lain PIN sumber daya nuklir, PIN rudal jelajah, PIN bom kimia, rencana pengembangan senjata dan pasukan, rencana perpindahan peralatan tempur,peralatan rusak dan maintenance, jumlah senjata organik dan non organik, dokumen penemuan-penemuan baru, investasi, SDM yang terlibat, dan banyak lagi harus sangat dirahasiakan keberadaannya.
Implementasi klasifikasi keamanan informasi
                Implementasi klasifikasi keamanan informasi tergantung dari setiap institusi. Berikut penulis deskripsikan ulang sesuai dengan reverensi yang digunakan di beberapa negara, sehingga dapat digunakan sebagai bahan reverensi klasifikasi keamanan informasi di NKRI.
                Implementasi dibagi kedalam beberapa bagian seperti:
·         Melabel aset-aset informasi.
·         Menyimpan informasi
·         Melakukan transmisi (mengirm/menerima) informasi.
·         Menghancurkan informasi sudah tidak digunakan.
·         Melindungi integritas informasi.
·         Menyiapkan perizinan akses terbatas dan pengungkapan informasi
·         Membangun akuntabilitas

Kesiapan Menghadapi Bencana

Tags
Kesiapan Menghadapi Bencana


Banyak perusahaan membangun miring disaster recovery center (DRC) untuk mengantisifasi bencana yang berpotensi mengganggu kegiatan bisnis. Namun memiliki DRC sebenarnya hanya bagian dari kesiapan menghadapi bencana.
Naskah: Halim D.mangunjudo, Consulting & Enterprise Business Director Multi-Polar Techanology


Saat ini, Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi komponen penting kelangsungan proses bisnis sebuah perusahaan. Bahkan banyak sekali contoh bagaimana sebuah proses bisnis sangat bergantung pada dukungan layanan TI. Layanan perbankan seperti mobile bankin, internet bankin, dan ATM tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan layanan TI. Selain itu, TI juga mengelola data dan informasi perusahaan yang menjadi aset yang sangat berharga. Keberlangsungan prosses bisnis suatu banyak bergantung pada pengelolaan data dan informasi perusahaan tersebut.
Terhentinya layanan TI merupakan momok tersendiri bagi perusahaan yang sangat bergantung pada layanan TI. Bencana (disaster) merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan terganggunya, bahkan terhentinya, layanan TI. Bencana merupakan suatu kejadian yang tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Bencana dapat terjadi sewaktu-waktu dan berakibat fatal. Karenanya setiap perusahaan harus mempersiapkan diri terhadap terjadinya bencana.
Dalam dunia TI, kita mengenal istilah Disaster Recovery yaitu serangkaian kegiatan yang bertujuan memulihkan layanan TI akibat terjadinya bencana dalam waktu yang ditentukan. Dengan disaster recovery, kerugian yang terjadi bisa di minimalisir ke level yang dapat diterima manajemen. Untuk mewujudkan itu, banyak perusahaan membangun DRC (Disaster Recovery Center) sebagai salah satu upaya untuk memulihkan layanan TI bila terjadi bencana.
Secara terminilogi, DRC merupakan LOKASI pemulihan (recovery site)  yang digunakan saat terjadi bencana, yang mencakup fasilitas (infrastruktur & sistem TI) untuk menjalankan fungsi/operasional TI selama terjadi bencana. Dengan kata lain, bila terjadi bencana yang mengakibatkan terganggu/terhentinya layanan TI di data center, layanan TI akan dialihkan ke DRC.
Kebanyakan perusahaan sudah merasa cukup dalam menghadapi bencana dengan memiliki suatu DRC. Namun apakah benar demikian? Hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena suatu bencana memiliki dampak yang cukup luas. Suatu perusahaan harus memikirkan berbagai aspek akibat dari bencana serta terjadi bencana misalnya: Apakah suatu kejadian bisa dikatakan suatu bencana? Dalam hal ini harus ada personil yang berhak menyatakan adanya bencana, khususnya terkait TI.
Apakah pemindahan operasional layanan TI ke DRC harus dilakukan? Tidak semua bencana yang menyebabkan terhentinya layanan TI dapat diatasi dengan pemindahan layanan TI dapat diatasi dengan pemindahan layanan TI ke DRC. Dalam hal ini harus ada personil yang menentukan tindakan apa yang harus diambil bila terjadi bencana.
Apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana? Seperti yang disebutkan diatas, bencana dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diperkirakan. Pada saat terjadinya bencana, apakah masing-masing personil terkait mengetahui peran serta tindakan apa yang harus dilakukan? Dalam hal ini perlu ada suatu dokumen yang mendefinisikan peran setiap personil serta prosedur apa saja yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
Hal-hal diatas itulah yang terakup dalam DRP (Disaster Recovery Plan). DRP merupakan serangkaian strategi  & perencanaan untuk memulihkan layanan TI setelah terjadi suatu bencana.
Untuk lebih siap dalam menghadapi bencana, perusahaan harus mulai membangun DRP.
MEMBANGUN DRP
          Dalam membangun suatu DRP, suatu perusahaan perlu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
§  Langkah pertama perusahaan harus mengidentifikasi ancaman (threats), kerentanan (vulnerabilities) dan risiko dari layanan TI yang ada. Kegiatan ini mengenali ancaman (threats) apa saja yang mungkin terjadi serta dapat mengakibatkan terganggunya layanan TI. Beberapa ancaman yang mungkin terjadi termasuk:
·         Ancaman yang disebabkan oleh sebab alami seperti banjir, tsunami, dll.
·         Ancaman yang disebabkan oleh manusia seperti terorisme, sabotase, perusakan, dll.
·         Ancaman yang disebabkan karena sebab teknis seperti kerusakan server, kerusakan jaringan, kerusakan fasilitas pendukung, dan lain-lain.
Perusahaan kemudian dapat mengidentifikasi tingkat kerentanan layanan TI yang ada serta risiko yang dapat timbul akibat terjadinya ancaman-ancaman tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah menentukan mitigasi yang harus dilakukan untuk memperkecil kerentanan dan risiko terhadap ancaman-ancaman.
§  Langkah kedua perusahaan mengidentifikasi seberapa besar dampak yang ditimbulkan bila suatu proses bisnis terganggu/terhenti akibat terjadinya bencana. Kegiatan ini juga mengidentifikasikan seberapa besar batas dampak kerugian yang mampu ditanggung oleh perusahaan atas terhentinya proses bisnis tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan dapat menentukan MTD (maximum tolerable downtime), yaitu waktu maksimum waktu terhentinya setiap proses bisnis yang bisa ditanggung oleh perusahaan.
Selanjutnya perusahaan akan mengidentifkasi layanan TI apa saja yang diperlukan oleh setiap proses bisnis agar tetap dapat berjalan. Layanan TI tersebut harus segera dapat dipulihkan agar proses bisnis dapat berjalan. Hal ini terkait dengan langkah selanjutnya yaitu menentukan RTO (Recovery Time Objective) atau waktu yang harus dipenuhi untuk memulihkan layanan TI.
§  Langkah ketiga perusahaan menyusun dalam Recovery Strategy yaitu strategi apa yang akan diambil oleh perusahaan untuk memulihkan layanan TI. Salah satu strategi adalah dengan membangun suatu DRC sebagai alternate site untuk mengalihkan layanan TI dari data senter bila terjadi bencana. Dalam hal ini perusahaan harus menetukan apakah suatu DRC bersifat hot site, warm site, atau could site. Perusahaan juga harus menentukan seberapa besar kapasitas dari DRC  yang akan dibangun. Setiap pilihan akan sangat menetukan dalam hal biaya. Karenanya penetuan strategi harus diperhitungkan dengan baik mempertimbangkan dampak, risiko yang akan ditanggung versus biaya yang perlu dikeluarkan.
§  Langkah keempat perusahaan menyusun peran serta aktifitas yang harus dilakukan saat terjadinya bencana. Kegiatan ini menentukan siapa saja yang akan terlibat bila terjadi bencana serta peran masing-masing. Kegiatan ini juga menyusun prosedur step-by-step yang harus dilakukan oleh setiap personil yang terlibat dalam kegiatan penanganan bencana yang meliputi antara laian:
·         Respon/tindakan pada saat terjadinya bencana atau keadaan yang memungkinkan terjadinya bencana.
·         Kegiatan yang harus dilakukan untuk memulihkan layanan TI akibat terjadinya bencana.
·         Kegiatan untuk melihat seberapa besar dampak kerugian yang ditimbulkan oleh suatu bencana.
·         Kegiatan pemulihan dan restorasi layanan TI.
Kegiatan-kegiatan diatas merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk menyusun suatu DRP yang lengkap. Kegiatan tidak berhanti begitu saja setelah memiliki DRP yang lengkap. Banyak kasus terjadi ketika DRP hanya menjadi dokumen yang tersimpan begitu saja. Akibatnya, pada saat terjadi bencana personil-personil terkait tetap tidak mengetahui harus melakukan apa. Karenanya dokumen DRP harus disosialisasikan dengan baik serta selalu diperbaharui. Perusahaan harus melakukan pelatihan secara berkala bagi personil-personil terkait agar mereka siap bila sewaktu-waktu terjadi bencana.
Yang juga perlu diperhatikan adalah DRP hanya menyentuh hal-hal yang terkait dengan layanan TI seperti aplikasi server, dan jaringan. DRP tidak menyentuh hal-hal yang terkait dengan proses bisnis perusahaan itu sendiri. Pemulihan proses bisnis akibat terjadinya bencana dicakup dalam suatu BCP ( Business Continuity Plan). Karenanya, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah membangun DCP.